5 Kebiasaan Buruk Generasi Millennial Jaman Sekarang

Daffa Althof

Kebiasaan Buruk Generasi Millennial

Kebiasaan buruk generani milineal baik di mata norma agama, susila, kesopanan, hukum dan sebagainya yang menjadi momok besar bagi orangtua untuk mendidik anaknya agar tidak dikuasai oleh gadget.

Dampak negatif generasi milineal tidak sembarangan bahkan sempat merenggut nyawa karena keseringan memainkan gawai dalam kesehariannya.

Ciri – ciri generasi milineal (kids jaman now) sering kali tidak di rasakan bagi sang orangtua karena disisi orang tua gaptek dengan teknologi dan disisi orang tua tidak memerhatikan anaknya karena itu adalah kebahagiaan miliknya jadi orangtua membiarkan saja.

Generasi millennial sedang menjadi perbincangan hangat dalam beberapa tahun ini. Generasi ini dianggap sebagai generasi yang produktif, inovatif, dan kreatif.

Dengan segala karakteristik ‘kekinian’ yang melekat, generasi ini digadang-gadang akan menentukan nasib bangsa Indonesia ke depannya.

Sebelum masuk jauh ke pembahasan, mari saya ajak kamu untuk mengenal lebih jauh dengan generasi millenial ini.

Mengenal Generasi Millennial

Mengenal Generasi Millennial

Istilah generasi millennial ini sudah mulai terdengar sejak tahun 1987. Seorang penulis William Strauss dan Neil Howe, merekalah yang dianggap sebagai pencetus istilah generasi millennial ini.

Dilansir dari situs wikipedia, generasi millenial atau bisa disebut dengan generasi Y adalah mereka yang lahir pada rentang waktu 1980an – 2000. Untuk saat ini, para generasi millennial adalah mereka yang berusia 18 – 38 tahun.

Generasi ini juga dikenal sebagai generasi yang melek teknologi. Ya, tidak salah lagi.

Karena memang generasi ini lahir dalam dunia modern di mana perangkat-perangkat elektronik sudah canggih (e.g. Handphone), internet sudah berkembang, televisi yang sudah berwarna, dan berbagai kemajuan teknologi lainnya.

Sampai saat ini jumlah keturunan millennial tergolong besar, yaitu mencapai 90 juta jiwa. Jumlah tersebut setara dengan 35% dari jumlah penduduk Indonesia.

Angkatan ini juga dikenal memiliki berbagai keunggulan. Cerdas, pintar, kritis, inovatif, kreatif, bekerja cepat, multitasking, percaya diri, melek teknologi merupakan sifat unggul dari diri mereka.

Tak jarang orang-orang generasi ini mampu menjadi orang yang berpengaruh di dunia.

Namun di samping keunggulannya, mereka memiliki kebiasaan-kebiasaan yang buruk. Tak jarang kebiasaan buruk ini menjadi momok bagi generasi yang lebih tua.

Sebenarnya apa aja sih kebiasaan buruk mereka ? Yuk di simak yang satu ini.

Kebiasaan Tidak Baik Anak Jaman Now

1. Kecanduan Gadget

hp android

Lebih memilih ketinggalan dompet daripada ketinggalan gadget. Lebih memilih makanan habis daripada baterai gadget habis. Itulah sedikit gambaran generasi millennial saat ini.

Melansir kompas.id, pengguna aktif smartphone di Indonesia tahun 2019 mencapai 100 juta pengguna.

Dan menjadi yang terbesar keempat setelah China, India, dan Amerika. Dan semua penggunanya didominasi oleh millennial.

Memang dengan berkembangnya teknologi dan tuntutan pertukaran informasi yang begitu cepat, gadget menjadi sesuatu yang tidak dapat terlepas dari genggaman para generasi millennial.
Mau makan pegang gadget.

Mau mandi bawa gadget. Mau ke pasar bawa gadget. Ke toilet pun bawa gadget. Seakan-akan gadget sudah menjadi bagian hidup para generasi millennial.

Ada sebuah sindrom baru bernama sindrom nomophobia. Nomophobia merupakan singkatan dari no mobile phone phobia yang dapat disederhanakan sebagai kecanduan gadget.

Sindrom ini dapat menyerang siapapun, tetapi mayoritas adalah generasi millennial.

Kecanduan membaca itu baik. Kecanduan berkarya juga baik. Tapi lain halnya jika kecanduan gadget.

Banyak dampak negatifnya seperti kesehatan mata yang terganggu, postur tubuh dapat menjadi membungkuk, pola tidur terganggu, dan dapat menyebabkan kemalasan.

Jadi untuk kamu generasi millennial yang sangat luar biasa, lebih bijak kalau kita gunakan gadget seperlunya saja sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing.

2. Gaya Hidup Konsumtif

berbelanja setiap saat

Millennial dikenal sebagai generasi yang konsumtif. Generasi yang tidak pernah puas dengan apa yang sudah dimilikinya.

Percaya deh, mereka punya ponsel lebih dari satu. Punya tas dari berbagai macam brand.

Punya sepatu berbagai model. Itu saya rasa sudah cukup untuk mengindikasikan kalau millennial adalah generasi yang konsumtif.

Mereka sangat mudah terprovokasi oleh produk-produk baru dan trend baru.

Ada produk tas baru, langsung gas beli. Padahal tas di rumah sudah bejibun. Ada handphone baru, langsung cus beli.

Padahal handphone lama masih bagus. Yang baru-baru ini ada trend brand “Suprim”, langsung tuh gatel pengin memburu brand tersebut.

Selain fakta tersebut ada hal lain yang membuktikan kalau generasi ini konsumtif. Yaitu dengan menjamurnya situs e-commerce di Indonesia. Sekarang bukan hanya tokopedia saja, tapi sudah ada shopee.

Bukan hanya traveloka tapi ada juga blibli. Bukan hanya bukalapak tapi ada juga akulaku dan masih banyak situs e-commerce yang lainnya.

Selain itu, gerai makanan cepat saji di Indonesia mulai menyebar. Bahkan ke kota-kota kecil. Bioskop ada di mana-mana.

Konser musik bukan hanya ada di kota-kota besar saja, di manapun ada. Tempat wisata pun sekarang menjamur untuk memenuhi nafsu generasi muda yang haus travelling.

Ada asap karena ada api bro and sis. Adanya perkembangan itu semua karena berkembangnya budaya konsumtif generasi zaman sekarang ini.

3. Generasi Tutorial

tutorial dalam gadget paling unggul

Poin yang mau saya sampaikan ini bukan murni dari pemikiran saya pribadi. Melainkan dari apa yang saya dapatkan setelah membaca artikel berjudul “Generasi Tutorial” di blognya Gita Savitri Devi yaitu A Cup of Tea.

Gita memiliki keresahan terhadap generasi sekarang ini. Di mana sekarang orang-orang malas untuk mencari informasi sendiri, malas untuk mencari kebenaran sebuah informasi. Orang-orang masa kini penginnya selalu disuapi dan disuapi.

Perkataan Gita bukan tak berdasar. Dia memiliki argumen demikian itu berdasarkan pengamatannya di dunia maya dan banyaknya pertanyaan netizen kepada dia.

Kak Gita kok bisa sih mikir kritis?
Kak tiket Jakarta-Berlin berapa ?
Kak 1 euro itu berapa rupiah?

Itulah pertanyaan-pertanyaan konyol netizen yang didapat oleh Gita yang ditulis dalam artikel tersebut. Melihat pertanyaan tersebut kita juga bisa berpikir kan kalau pertanyaan itu bisa dicari jawabannya sendiri.

Google sudah menyediakan berbagai macam informasi yang pastinya dapat menjawab semua pertanyaan-pertanyaan di atas tadi. Tapi kenapa pertanyaan seperti itu masih muncul?

Ya, karena orang-orang sekarang sukanya disuapi. Malas mencari informasi, maunya orang lain yang mencarikan informasi yang ia butuhkan.

Dan selain itu, kita lihat fenomena saat ini. Zaman di mana mau makan lihat tutorial, mau masak nasi pakai tutorial, dan bahkan di artikelnya Gita dibilang sampai ngangetin makanan di mikrowave juga lihat tutorial.

Masyarakat kita sekarang ini enggan untuk menciptakan informasi sendiri. Maksudnya mereka tidak mau mencoba sesuatu hal sendiri dan menemukan informasi yang ia butuhkan sendiri.

Kembali lagi, masyarakat sekarang sukanya disuapi, tak jarang ketika mereka disuapi hoax maka mereka bisa dengan lahap memakannya.

4. Suka yang Instan

kids jaman now tertarik pada suatu yang instan

Apa aja sih di dunia ini yang serba instan?

Orang zaman old bakalan jawab kopi, mie, bubur, dan semacamnya. Tapi orang zaman now bakalan menjawab lebih dari itu.

Tidak hanya sekedar mie, kopi, dan bubur. Kesuksesan, kepopuleran, dan kekayaan juga termasuk.

Generasi sekarang lebih suka yang serba cepat. Mereka ingin cepat tanpa merasakan jatuh bangun yang harus mereka lewati. Mereka ingin cepat populer dengan cara yang instan.

Mereka cenderung tidak suka dalam pekerjaan yang membutuhkan kerja keras, jatuh bangun, berkali-kali mengalami kegagalan.

Mereka cenderung enggan untuk bersusah susah dahulu bersenang-senang kemudian.

Kembali lagi, semua itu dipengaruhi karena teknologi sekarang yang semakin berkembang dan serba instan.

Malas beli makan, ada go food. Malas beli tiket pesawat ada traveloka. Bayar apapun lewat atm tinggal klik.

Jadi memang pengaruh teknologi sangat besar dalam mentalitas instan generasi Y ini.

5. Kurang Bersosialisasi

suka menyendiri dan lebih tenang sendiri

Kebiasaan buruk yang terakhir adalah kurangnya kecakapan untuk bersosialisasi.

Kebiasan buruk ini lagi-lagi dipengaruhi oleh teknologi. Generasi ini memiliki mindset kalau ada yang lebih cepat dan hasilnya oke, kenapa tidak?

Pemikiran tersebut juga masuk dalam ranah sosial. Generasi ini lebih suka untuk berbincang di aplikasi chatting ketimbang bertemu langsung. Dengan demikian maka kegiatan untuk bersosialisasi menjadi berkurang.

Survei One Poll yang dilakukan terhadap 2.000 responden menghasilkan fakta bahwa mayoritas millennial tidak cakap untuk berkomunikasi secara lagsung dan tatap muka.

Delapan dari sepuluh orang akan memilih untuk berkomunikasi lewat aplikasi chat daripada komunikasi tatap muka.

Fenomena tersebut tentu bisa dibilang memprihatinkan. Di mana hakikat manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain.

Penutup

Generasi millennial akan lebih baik lagi jika kelima kebiasaan buruk tersebut bisa dikurangi bukan?

Bangsa ini ada di tangan aku dan kamu generasi muda! Mari perbaiki diri lalu, perbaiki lingkungan, kemudian perbaiki bangsa ini!

Daffa Althof

Penikmat game dan pecinta teknologi

Tinggalkan komentar